::Fikir Zikir::

"Perbaikilah dirimu di samping kamu mengajak orang lain kepada kebaikan." -Hassan Al-Banna-

Nov 30, 2010

Kerana Aku Hanya Hamba: Menangislah!


~Wahai diri, menangislah sepuas-puasnya dihadapan Penciptamu. Usahlah malu. Runtuhkan egomu dan menangislah di hadapan Tuhanmu. Kerana Allah itu Tuhanmu.~


Ketika Nabi Khidir berpisah dengan Musa a.s, Musa as meminta, "Wasiatkanlah aku!"
Khidir berkata, "Wahai Musa, takutlah engkau dalamnya laut, jangan berjalan tanpa keperluan, jangan ketawa tanpa sebab yang menghairankan  dan jangan pula engkau salahkan orang-orang yang salah sebab kesalahan mereka dan menangislah atas kesalahan dirimu sendiri." 
(Terjemahan Mukasyafah Al-Qulub; Imam Al-Ghazali)

Tiga empat hari ini saya serasa ingin diam sediam-diamnya. Kerapuhan hati ini dilanda ujian dunia yang tiada henti singgahnya. Maka, saya harus mencari penguatnya. Dari setiap sudut saya menilai diri. Di manakah  lompongnya hati saya ini? Namun tidak saya temui.



Ibrah Di Batu Layar

Ahad lalu rakan-rakan serumah mengajak untuk beriadah di hujung minggu ke pantai Batu Layar. Walaupun agak keberatan, tetap saya turutkan. Memerhati tanda-tanda kebesaran-Nya, duduk keseorangan sebentar di samping bunyi ombak yang menderu, langit luas membiru, ditemani hidupan laut dan unggas-unggas terbang mengubati sedikit hati ini; suatu perkara yang sangat lazim dilakukan sewaktu zaman belajar dulu dan pertama kali di waktu sudah berbulan kerja begini.

Di waktu itu, apa yang saya fikirkan bahawa saya tenang ketika dalam keadaan begitu. Kerana yang menemani saya itu ombak yang tiada henti zikirnya kepada Dia dalam setiap derunya, unggas yang sentiasa memuji Tuhannya, langit-Nya yang sentiasa tidak pernah rapuh meneduh insan lupa diri seperti saya. Semua yang berada di sekeliling saya tidak pernah lupa sesaat kepada-Nya. Hanya diri ini saja yang cinta dan rindunya hanya berkala kepada Tuhannya.

Kembali dari perjalanan ke Batu Layar itu, hati saya masih ada lagi berbaki yang sangat perlu diubati.

Meruntuhkan Tembok Keegoan

Saya akui tiba-tiba perasaan ingin menangis itu datang menyinggah semenjak beberapa hari lalu. Namun, kudrat hati ini melawannya. Hanya sedikit saja luahan air mata. Yang lainnya ditahan kerana saya rasa saya patut menanhannya. Ya, saya selalu katakan bahawa saya harus menjadi kuat. Tetapi hari ini saya sedar ada keegoan berbuku di situ.

Kata mulut saja bahawa Dialah Yang Maha Mengetahui, tempat untuk mengadu. Namun, saya malu untuk menangis sepuas-puasnya di hadapan Dia. Bahawa sayalah manusia dan hamba-Nya yang sangat lemah. Bahawa saya tidak punya kudrat apa pun melainkan hanya yang diberikan oleh Dia kepada saya. Berlagak seolah-olah kuat mengharungi segala ujian yang datang bertimpa. Walhal Dia memberi ujian supaya saya semakin tunduk mengharap kepada-Nya.

Saya lupa saya ini hamba. Saya seolah-olah merasa saya masih kuat untuk berhadapan dengan ujian dunia. Jika dengan manusia, boleh tuturkan saja kata 'jangan risaukan saya, saya masih ok lagi.'

Tetapi inikan dengan Tuhan. Dia yang Maha Mengerti setiap zarah di hati. Mana mungkin saya mampu menipu Tuhan yang mencipta diri dan hati ini. Bahawa sayalah manusia lemah. Manusia yang kurang upaya. Yang tidak punya kudrat melainkan apa yang diberikannya kepada saya. Kerana saya hanya hamba.

Ya Allah, akulah manusia yang amat lemah.
Ampunilah dosa-dosaku.
Sungguh, aku tidak boleh menipu diriku bahawa aku hanya hamba-Mu.
Lemah di hadapan-Mu.



~Sesungguhnya aku lupa aku hanya hamba~

Nov 27, 2010

Di Sebalik Seruan Allah dan Rasul


~Setiap darinya adalah hikmah dan hadiah dari Allah~





"Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila Dia menyerukan kepadamu sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahawa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya lah kamu akan dikumpulkan." 
(Al-Anfal; 8:24)

Dalam seruan kepada Allah dan Rasul, Dia telah menjanjikan kepada hamba-hamba-Nya untuk memberikan satu kehidupan. Kehidupan itu adalah hadiah. Maka siapakah yang tidak mahu menerima hadiah Yang Maha Kaya? 


~Sesungguhnya Allah berada di antara manusia dan hatinya~                       

Nov 25, 2010

Taubat: Periksa Tandanya


~Renungan dan checklist diri ini~


Ada sebahagian ulama ditanya, "Apakah  seseorang itu tahu bahawa taubatnya itu diterima atau ditolak?"

Lalu ulama menjawab, "Tidak ada kepastian dalam hal itu. Akan tetapi ada tanda-tandanya. Bagi orang yang diterima taubatnya, dia akan sentiasa akan menjaga dirinya dari maksiat. Dalam hati seolah tidak ada kegembiraan dari sentiasa mengingati Allah. Dia suka bergaul dengan orang-orang soleh dan menjauhi orang fasik. Dia menganggap banyak terhadap dunia yang yang sedikit. Tetapi dia menganggap sedikit terhadap amal Akhirat yang banyak. Hanya sentiasa terpaut dengan sesuatu yang telah diwajibkan Allah atas dirinya. Dia jaga mulutnya. Selalu berfikir, bersedih dan menyesal atas dosa yang telah dilakukan."

(Penenang jiwa oleh Imam Ghazali.)

~Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang ada di dalam hati~

Nov 18, 2010

Cubaan Ini...


~Wahai Tuhan kami, kemudaratan dan kebaikan itu hanya datang dengan izin-Mu. Lindungilah kami dari kemudaratan dan permudahkanlah kami melintasi cubaan ini. Lindungilah kami. Lindungilah kami. Lindungilah kami.~

Dan (ingatlah) ketika Kami mengangkat gunung ke atas mereka, seakan-akan (gunung) itu naungan awan dan mereka yakin bahwa (gunung) itu akan jatuh menimpa mereka. (Dan Kami firmankan kepada mereka). "Peganglah dengan teguh apa yang telah Kami berikan kepadamu, serta ingatlah selalu (amalkanlah) apa yang tersebut di dalamnya agar kamu menjadi orang-orang yang bertakwa."
(Al-A'raf: 7:171)

~Pada-Mu lah Tuhan yang Maha Kuasa~

Nov 14, 2010

A Mujahid's Letter to His Wife


~Things to ponder about~



Dedicated to my princess,

You never once complained when you knew we would have nothing. You were content on having what little you needed.

Where others would have left or moaned, you never once let out a sigh.You understood that what was written was what we would eat.

I never once complained about what was put in front of me to eat. As I knew it was your hands that brought it to me.

When I had nothing, I had you. We smiled as we saw the destruction around us knowing that these people were not true.

You never felt sympathy towards the enemy. You put your trust in your Rabb and in turn you followed me. Never did I have to wonder about my secrets, my honour, and my Deen were safe with you.

When enemy barked, you never flinched. You were strong and in turn made me strong.

We both know what hardships you faced just being with me but not a word did you speak.

Like a vanguard for this ummah, you concealed yourself. Where others would rush to please their desires, you were the essences of Taqwa.

Life was easy with you and it came so naturally to me. You were the extension of me and I would never need to finish my words because, who knows me better than you.

You knew your place best which was right by my side. It's the little things between us that make you so precious to me and you would have easily kept me going for a lifetime.

The way you would look at me with fire in your eyes showed me that I was the only one for you. You stole my heart and hid it away.

I loved your jealousy and I loved to tease you with the thought of others just so that I could know how dear I was to you.

What little chance would Satan have had against me when you ensured me that Fajr was the easiest of the Salahs? I loved that you would forsake me in an instant to fast a voluntary fast. I loved that Islam was dearer to you than my life and those of our jewels - our children.

Watching you makes me laugh as I wonder if my heart would ever want anything else as I see you feed our child, as you lift her out of the bath, and as you wipe her little nose and she makes her cute face. You will never find a diamond in the hands of another holder in the same worth as our little diamond deserves to be carried in your hands.

We could have all the worldly desires my love. But who sells the Eternal Paradise for the pleasure of the Passing Hour? Not us.

To you, the loyalties of my children lie. They will love what we love. They will love Allah Most Glarified Most High, they will love the Prophets and the best of Companions. They will love those who they never meet but will long to meet. They will love and follow them better than us. They will love to honor one statement; there is no God but Allah and Muhammad is the Messenger of Allah. Many will fall under the weight of it, but not them. Their hearts will beat to it. Their words will testify to it. Their hands will carry it with pride.

Don't ever think that I left you. Don't think for even a moment that amongst the worldly gift is there anything dearer to me than to walk home knowing that it will be you waiting behind the closed doors.

I went to find a better place for us. I went to fulfil the best of deals.

Quran taught me that this short life could be traded for the eternity. I saw it in the Quran that this life is nothing but a test.

And I am sure the One whose commandments I seek to follow loves me very much because He gave me you.   You are the hardest thing for me to give up.

It is told about the Jannah that the mind cannot comprehend what bounties await us in it. It is told that the eyes have yet to see and the ears have yet to hear of the bounties that await us in our home for forever. It is told that there, all the sadness will be forgotten. It is told of rivers of honey my love. It is told of rivers of milk and wine of purity. It is told of pearls and gold thrones. It is told of musk and cool breeze.

Is it not fitting for me to seek this land for you and our children?

I fear that now all the gates of opportunity  of this world will close behind me my love. I fear that others will now hunt me and I will have nothing worldly left to offer you.

I am sure you will send our sons to look for their father. Tell them that they will find me in every battle, in every fight where the black flag is flown. Tell them that the pain in this world is just a pinch and they will see with their own eyes what I see.

They will see the beautiful birds that will come to meet them in this path. Tell them that the Angels will call them by the best of names and most important of all, Allah will be pleased with them.

I once told you that only two things in this world will ever have me; you and death.

My life was incomplete and when I married you, it was filled with all the joys I could imagine. But now I must marry again. I must marry what was promised to me the moment I was born. I must marry my fate. I must marry my death.

After my day of death, will come my day of judgment. And if on that day I stand with the best of Allah's creation, with the permission of Allah - the Lord of Heavens and the Earth, I will beg for you. No one was worthier than you to stand next to me in this life, so why should I desire someone else in the next?



~Not just a letter, but a lesson to be learned~

Nov 12, 2010

Rasulullah Menangis Di Padang Masyar


~Sayangnya baginda Nabi Muhammad s.a.w kepada kita. Wahai diri, cintailah baginda.~




kredit to udes01

Daripada Abbas r.a Rasulullah s.a.w bersabda:

"Orang yang pertama dibangkitkan dari kubur di hari kiamat ialah Muhammad s.a.w. Jibril a.s akan datang kepadanya membawa seekor Buraq. Israfil datang membawa bendera dan mahkota. Izrail datang membawa pakaian-pakaian syurga.

Israfil bersuara: "Wahai roh yang baik! Kembalilah ke tubuh yang baik. Maka kubur mula terbongkar. Pada seruan yang kedua pula, ketika Rasulullah berdiri, baginda s.a.w telah membuang tanah di atas kepala dan janggut baginda s.a.w. Baginda s.a.w melihat kanan dan kiri, tiada lagi bangunan. Baginda s.a.w menangis sehingga mengalir air matanya ke pipi.

Baginda s.a.w bersabda: "Kekasihku Jibril! Gembirakanlah aku!"

Jibril a.s. berkata: "Apakah yang kamu lihat di hadapanmu?"

Baginda s.a.w bersabda: " Bukan seperti itu pertanyaanku."

Jibril a.s. berkata: " Adakah kamu tidak melihat bendera kepujian yang terpacak di atasmu?"

Baginda s.a.w bersabda: " Bukan seperti itu pertanyaanku."

Baginda s.a.w bersabda: " Aku bertanya kepadamu akan umatku. Di mana perjanjian mereka?"

Baginda s.a.w bersabda: " Nesacaya akan kuatlah pertolongan pada hari ini. Aku akan mensyafaatkan umatku."

Jibril a.s menyeru: "Wahai sekalian makhluk, datanglah kamu semua ke tempat perhimpunan yang telah disediakan olah Allah taala."

Umat-umat datang di dalam keadaan satu-satu kumpulan. Setiap kali Nabi Muhammad s.a.w berjumpa satu umat, baginda s.a.w akan bertanya: " Di mana umatku?"

Jibril a.s berkata: " Wahai Muhammad! Umatmu adalah umat yang terakhir."

Apabila Nabi Isa a.s datang, Jibril a.s menyeru: "Tempatmu!" Maka Nabi Isa a.s dan Jibril a.s menangis.
Nabi Muhammad s.a.w berkata: " Mengapa kamu berdua menangis?"

Jibril a.s berkata: "Bagaimana keadaan umatmu, Muhammad?"

Nabi Muhammad bertanya: "Di mana umatku?"

Jibril a.s berkata: "Mereka semua telah datang. Mereka berjalan lambat dan perlahan."

Apabila mendengar cerita demikian, Nabi Muhammad s.a.w menangis lalu bertanya:

"Wahai Jibril! Bagaimana keadaan umatku yang berbuat dosa?"

Jibril a.s berkata: "Lihatlah mereka wahai Muhammad s.a.w!"

Nabi Muhammad s.a.w bertemu umatnya yang berdosa. Mereka menangis serta memikul beban di atas belakang mereka sambil menyeru: " Wahai Muhammad!"

Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Wahai umatku."

Mereka berkumpul di sisinya. Umat-umatnya menangis.

Allah taala berfirman di dalam keadaan Dia amat mengetahui sesuatu yang tersembunyi: "Di mana umat Muhammad s.a.w?"

Jibril a.s berkata: "Mereka adalah sebaik umat."

Allah taala berfirman: "Wahai Jibril! Katakanlah kepada kekasihKu Muhammad s.a.w bahawa umatnya akan datang untuk ditayangkan di hadapanKu."

Jibril a.s kembali di dalam keadaan menangis lalu berkata: "Wahai Muhammad! Umatmu telah datang untuk ditayangkan kepada Allah taala."

Nabi Muhammad s.a.w berpaling ke arah umatnya lalu berkata: 'Sesungguhnya kamu telah dipanggil untuk dihadapkan kepada Allah taala."

Allah taala berfirman: "Hari ini, Kami akan membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan. Hari ini Aku akan memuliakan sesiapa yang mentaatiKu. Dan, Aku akan mengazab sesiapa yang menderhaka terhadapKu."

Suara jeritan dan tangisan semakin kuat.

Nabi Muhammad s.a.w menyeru: 'Tuhanku... Penguasaku Penghuluku..! Aku tidak meminta untuk diriku. Sesungguhnya aku meminta untuk umatku dari-Mu!"

Ketika itu juga, neraka Jahanam berseru:  "Siapakah yang memberi syafaat kepada umatnya?"

Neraka pula berseru: "Wahai Tuhanku...Penguasaku Penghuluku..! Selamatkanlah Muhammad dan umatnya dari seksaannya! Selamatkanlah mereka dari kepanasanku, bara apiku, penyeksaanku dan azabku! Sesungguhnya mereka adalah umat yang lemah. Mereka tidak sabar dengan penyeksaan."

Nabi Muhammad s.a.w lebih-lebih lagi sedih. Air matanya telah hilang dari pipinya. Para Nabi melihat keluh kesah dan tangisannya. Merea berkata: "Maha Suci Allah! Hamba yang paling dimuliakan Allah taala ini begitu mengambil berat hal keadaan umatnya."

Fatimah r.a bertanya; "Di mana aku hendak mendapatkanmu di hari kiamat nanti, wahai bapaku?"

Baginda s.a.w menjawab: " Kamu akan menjumpaiku di sebuah telaga ketika aku sedang memberi minum umatku."

Tatkala umat Nabi Muhammad sedang mencari mimbar Nabi Muhammad untuk mendapatkan syafaat pada hari kiamat, Mariam, Asiah, Khadijah dan Fatimah Az-Zahra sedang duduk. Ketka Mariam melihat umat Nabi Muhammad s.a.w, dia berkata: " Ini umat Nabi Muhammad s.a.w. Mereka telah sesat dari Nabi . mereka. Suara Mariam telah didengari Nabi Muhammad s.a.w.

Nabi Adam a.s berkata kepada Nabi Muhammad s.a.w: "Ini umatmu wahai Muhammad! Mereka berkeliling mencarimu untuk meminta syafaar kepada Allah taala. Nabi Muhammad menjerit dari atas mimbar lalu bersabd: "Marilah kepadaku, wahai umatku! Wahai sesiapa yang beriman dan tidak melihatku. Aku tidak pernah lari dari kamu melainkan aku sentiasa memohon kepada Allah taala untukmu!"

Umat Nabi Muhammad s.a.w berkumpul di sisinya.

Ketika di atas sirat, Nabi Muhammad s.a.w bersabda kepaba malaikat Malik: "Wahai Malik! Dengan kebenaran Allah taala ke atasmu, palingkanlah wajahmu dari umatku sehingga mereka dapat melepasi! Jika tidak, hati mereka akan gementar melihatmu."

Nabi Muhammad s.a.w berhenti di atas sirat. Setiap kali baginda s.a.w melihat seorang dari umatnya bergayut di atas Sirat, baginda s.a.w akan menarik tangannya dan membangunkan dia kembali. Nabi Muhammad s.a.w  berkata: "Tuhan! Selamatkan mereka! Tuhan! Selamatkan mereka!"

Renungan Bersama

Apabila baginda hendak pergi meninggalkan dunia, baginda menyebut "Umatku, umatku, umatku."
Apabila baginda menjadi manusia pertama yang dibangunkan juga, yang diingati adalah umatnya.

Apabila di Padang Masyar, semua sibuk dengan urusan sendiri, hatta orang yang paling kita sayangi; ibu, bapa, sahabat, dan sesiapa saja. Tetapi hanya baginda saja yang sibuk mengambil tahu tentang kita.

Agak-agaknya kita bagaimana?

Wahai diri, bersyukurlah bahawa kitalah umatnya.

Buat renungan bagi diri ini yang selalu alpa.



~Kitalah penerus risalah baginda dan sahabat-sahabat yang penuh air mata dan darah~

Nov 9, 2010

Dalam Rebah Dan Bangun


~"Kita tidak gagal setelah kita jatuh. Tapi kita dikira gagal sekiranya kita jatuh dan tidak bangun semula. Berapa kali kita jatuh tidak penting, yang penting ialah bagaimana kita bangun semula. "~




Sebuah Hakikat

Saya tidak ingat bagaimana saya mendapat ilham akan kata-kata itu. Tetapi ianya adalah sebuah hakikat bahawa manusia itu akan ada waktu bangun dan jatuhnya. Naik dan turun imannya. Namun, ia bukannya membenarkan sebuah perbuatan yang tidak baik  itu berlaku dua kali. Kita harus membawa diri kita lebih baik dari itu. Lebih baik dari semalam. Memperbaiki kelemahan dan kelompongan diri kita. Kerana hakikatnya kita manusia tidak sempurna. Sentiasa memerlukan pembaikan diri dan peringatan.

Memperbaiki kelemahan diri adalah satu usaha sebagai hamba-Nya. Allah mencintai orang-orang yang sentiasa memperbaiki diri.

Dia Sentiasa Melihat Kita Dan Sentiasa Mengharapkan Kita Mengingati-Nya

Setiap saat Dia memandang kita. Tanpa jemu Dia bersama hamba-Nya. Bagaimana dengan kita? Dalam lupa dan sedar, Dia tetap ada. Kita memperbaiki diri yang sering terlupa kerana kita mahu jadi hamba yang lebih baik untuk-Nya. Kita mahu Allah melihat kita dengan rasa cinta. Kita mahu Allah memandang kita dengan penuh sayang dan kasih-Nya. Setiap saat dan setiap ketika.

Maka, apakah ada yang lebih hebat dari pandangan itu?

Dari Abi Hurairah r.a, Rasulullah s.a.w bersabda:

"Allah SWT berfirman: " Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya ketika ia berdzikir kepada-Ku, dan Allah SWT lebih senang dengan taubat seorang manusia dari pada seorang kalian yang menemukan kembali perbekalannya di padang tandus. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu lengan, dan barang siapa mendekat kepada-Ku satu lengan maka Aku akan mendekat kepadanya dua lengan, dan jika ia menghadap kepada-Ku dengan berjalan maka Aku akan menemuinya dengan berlari."
(Hadith Riwayat Muslim dan Bukhari)


Jadi, dalam apa jua yang kita lakukan, ingatlah bahawa Dia sentiasa melihat kita, sama ada kita sedang ingat kepada-Nya, atau kita sedang melangkah mencari redha-Nya. 


Kita tidak pasti dalam derap langkah yang manakah nanti kita akan pergi menghadap Pencipta kita yang menantikan kepulangan kita di sana.




~Wahai diri, ingatlah Dia sedang memerhati dirimu dan menginginkan Dia sentiasa diingati olehmu setiap waktu~







Nov 8, 2010

Pendakian Sebuah Kehidupan


~Pendakian sebuah kehidupan~


Kehidupan ini ibarat sebuah pendakian gunung yang amat tinggi. Perlu banyak bekalan untuk bertahan.

Kepenatan dan keletihan ini akan dibayar apabila kita sampai ke puncak keredhaan-Nya.

Wahai diri, hayatilah keindahan perjalanan ini.

Puncak kemanisannya  iman akan dirasakan apabila kita berjaya menemui-Nya nanti.

~Puncak kemanisan iman adalah sebuah pertemuan dengan penuh keredhaan Pencipta kepada hamba~

Nov 7, 2010

Rasa Takut dan Harap = Rahmat-Nya


~Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya~


Firman-Nya:

"Sungguh Tuhanmu adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang yang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Maha Suci Allah, Tuhan seluruh alam."





"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan dengan suara yang lembut. Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."




"Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik.  Berdoalah kepadanya dengan rasa takut dan harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan."





"Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran."



Pelajaran dari Al-A'raf surah ke 7 ; ayat 54-57. 

~Pohonlah dengan  penuh rasa takut dan harap. Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui~

Nov 6, 2010

Perkahwinan: Meraih Cinta Bernilai Syurga


~Perkahwinan bukan matlamat. Ia hanyalah wasilah (jalan) untuk meraih cinta dan redha Allah~





Sebahagian perkongsian di seminar Baitul Muslim yang dihadiri semalam dan hasil perbincangan hati-hati yang diikat kerana Allah. Semoga ia memberi manfaat.

Mengesan Cinta

Ibn Qayyim menggariskan 13 perkara mengesan cinta dalam diri kita di dalam bukunya Taman-Taman Orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu iaitu:

1. Suka melihat wajah, tingkah laku dan kebiasaannya.
2. Malu, berdebar -debar dan serba salah jika menemui orang yang dicintainya.
3. Banyak mengingat, menyebut, membicarakan tentang orang yang dicintainya.
4. Memenuhi keinginan dan perintah orang yang dicintai dan mendahulukannya.
5. Bersabar atas gangguannya.
6. Mendengarkan nasihat orang yang dicintai.
7. Mencintai tempat orang yang dicintai. Berdebar-debar melalui depan rumah dan keluarganya.
8. Selalu ingin dekat dengan orang yang dicintai.
9. Mencintai apa-apa yang dicintai dan membenci apa-apa yang dibenci orang yang dicintai.
10. Mahu berkorban.
11. Cemburu
12. Suka menyendiri.
13. Menghindari segala hal yang membuatkan hubungan dengan kekasihnya menjadi renggang.

Apakah kita mendapatinya dalam diri?
Sekiranya ya, maka pandulah cinta itu atas landasan-Nya. Landasan yang benar dan mengikut syarak. Sebagai manusia, kita berhak memilih. Maka biarlah pilihan itu kerana redha Allah, bukan redha manusia atau pasangan kita. Pilihan ini kesannya tidak bersifat sementara. Namun, ia akan memberi kesan pada diri, pasangan dan generasi kita yang akan datang. Dari kitalah sebagai individu akan lahir membentuk masyarakat.

Peringkat Cinta

Di dalam buku Islam & Cinta karangan Abdullah Nasih Ulwan, cinta mempunyai 3 peringkat iaitu yang paling tinggi, sederhana dan hina.

Cinta yang paling tinggi: Cinta Allah
Cinta yang sederhana:   Cinta kerana Allah
Cinta yang hina:            Cinta yang bukan kerana Allah

Cinta kerana Allah itu mestilah tidak melebihi dari cinta kepada-Nya yang lebih tinggi. Allah itu pencemburu, maka tentulah tidak layak ada cinta yang melebihi cinta-Nya atau yang diduakan dengan-Nya. Kerana Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada hamba-Nya.

Sabda Rasulullah s.a.w:
"Orang-orang mukmin itu pencemburu dan Allah lebih pencemburu."
(Hadith Riwayat Muslim)

Perkahwinan Bukan Matlamat

Ada yang mengatakan bahawa harga nilaian sebuah cinta itu adalah syurga. Jadi, bagaimanakah kita ingin memandu agar diri kita meraih cinta yang bernilai syurga itu?

Setelah melalui landasan-Nya yang sebenar, kita akan melalui sebuah perkahwinan. Perkahwinan ini sendiri bukanlah matlamat akhir kita. Kita belum lagi menggapai nilai cinta sebuah syurga itu apabila kita diijabkabulkan. 

Ada yang mendapat calon atau suami yang 'islamic' mengatakan bahawa itu sudah cukup. Namun, sebenarnya tidak. Kita akan mengalami berbagai-bagai lagi masalah dalam kehidupan melayari perkahwinan. Itulah harga yang dibayar untuk sebuah syurga. Sehingga kita menemui Allah, kita akan terus membayarnya. 

Perkahwinan adalah di mana kita sebagai individu baru ingin memulakan usaha kita untuk menggerakkan dan membentuk masyarakat iaitu generasi-generasi kita sendiri. Kita baru nak mula bekerja untuk meraih cinta yang berharga syurga itu. Analogi yang mudah adalah seperti membeli sebuah rumah. Kita baru saja nak membayar 'installment' bulanannya. Ia baru saja bermula. 

Perkahwinan bukanlah matlamat. Ia hanyalah wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah. 

"Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang solehah."
(Hadith Riwayat Muslim)


~Tujuan perkahwinan itu adalah kerana mencari redha-Nya~

Nov 4, 2010

Tawakal Itu Kebahagiaan


~Tawakal kepada Allah itu adalah kebahagiaan orang-orang yang beriman~


Dalam sebuah hadis Rasulullah s.a.w bersabda:

"Suatu ketika aku melihat beberapa umat. Kemudian aku melihat umatku telah memenuhi gunung dan jurang. Keadaan mereka amat menghairankan. Maka dikatakan kepadaku, 'Apakah engkau rela?' Aku jawab, 'Ya'. Dikatakan bahawa bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk Syurga tanpa hisab.
Ditanyakan "Siapakah mereka wahai Rasulullah?"
Baginda menjawab, "Ialah orang yang tidak pernah susah hati dan selalu bertawakal kepada Tuhannya."

Manusia Terkaya

Nabi s.a.w bersabda:
"Siapa ingin menjadi manusia terkaya, hendaklah dia lebih mempercayai yang di sisi Allah daripada apa yang ada bersamanya."

(Penawar Jiwa -terjemahan kitab Mukashafah Al-Qulub-; Imam Al-Ghazali)

Tawakal itu...

Kebahagiaan setiap mukmin itu ialah hatinya sentiasa tenang mengingati Allah. Hatinya sentiasa mempercayai dan meyakini ketentuan Allah ke atasnya. Kerana dirinya sentiasa percaya bahawa Allah mengetahui tiap-tiap segala sesuatu sama ada ia baik atau sebaliknya untuk dirinya.

Keyakinannya bahawa Allah tidak pernah akan menzalimi dirinya melainkan dirinya sendiri. Kerana Allah sangat kasih dan sayang kepada hambaNya melebihi sayangnya seorang ibu kepada anaknya.

Maka, apakah perlu kita mempertikaikan keputusan Allah kepada kita?

Tawakal itu datang setelah segala usaha dan doa diiring bersama.

Tawakal itu datang dengan kerendahan hati. Bahawa sesungguhnya Dialah yang Maha Mengetahui.

Maka, wahai diri, bertawakallah kepada-Nya!

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal."
(Ali Imran; 3:159) 

~Sesungguhnya berbahagialah orang-orang yang berserah diri kepada-Nya~

Nov 1, 2010

Peringatan Di Perhentian


~Dalam perjalanan kehidupan, Allah akan sentiasa memberi petunjuk dan peringatan kepada hamba-hamba-Nya, tinggal kita saja untuk melihat dan mengambil pelajaran~




"Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang yang beruntung, dan barangsiapa yang ringan timbangan (kebaikan)nya, mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri, kerana mereka telah mengingkari ayat-ayat Kami. Dan sungguh Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur."
(Al-A'raf; 7: 8-10) 


Hari ini Allah beri saya pelajaran dan peringatan. Supaya saya muhasabah diri dan hati yang sering terlupa ini.

Cerita

Hari ini saya hampir ditinggalkan bas ketika berhenti di perhentian. Oleh kerana keliru dengan dua bas Maraliner Bandar Penawar <--> Kuala Lumpur yang 'parking' berdekatan, saya hampir-hampir berpatah balik dari destinasi. Apabila sudah naik ke atas bas yang silap, baru saya sedar. Fikir saya, adakah saya sudah ditinggalkan? Saya segera mencari wajah-wajah yang saya kenal di medan selera. Namun, tiada seorang pun wajah-wajah yang 'familiar'.

Alhamdulillah, ramai manusia yang menyaksikan peristiwa ini memanggil-manggil saya ketika bas yang saya sepatutnya naiki telah berkali-kali membunyikan honnya. Oh, rupanya saya seorang lagi yang masih dicari.

Tak terkata perasaan sewaktu itu. Malu? Risau? Kelakar dengan diri sendiri?

Pengajaran 

Beberapa ketika saya duduk kembali dalam bas, baru saya sedar. Ya, hari ini Allah bagi pengajaran dan pelajaran pada saya. Kadang-kadang apabila sudah berada di landasan yang benar, tidak mustahil sebagai manusia kita lupa. Kita keliru sekejap matlamat hidup yang sudah kita letakkan untuk berada di atas dunia ini; Redha Allah.

Jika di dunia, kita ada rakan, sahabat atau sesiapa saja yang boleh memberi nasihat dan peringatan pada kita. Masih ada waktu untuk kembali pulang ke jalan yang benar. Namun, apabila masa yang diperuntukkan ini sudah sampai ke hujungnya, tinggal hanya kita dengan Pencipta kita saja. Kita akan berdepan dengan hanya amal yang dibawa sebagai bekal. Waktu itu tiada guna lagi untuk merayu. Tiada guna penyesalan. There is no turning back. 

Biarlah kita rasa malu sekarang. Malu untuk berhadapan dengan-Nya; dengan kelemahan dan kekurangan diri kita supaya kita dapat memperbaiki diri dan hati ini. Kerana kita ini manusia. Manusia yang tidak cukup dengan hanya sekali penambahbaikan. Manusia yang hatinya perlu selalu dibaik pulih kerana ia sentiasa berbolak-balik.

Travelog kali ini memberi erti.

"Dan Dia yang menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai di atasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua buah-buahan berpasangan; Dia menutupkan malam kepada siang. Sungguh pada demikian itu, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir."

(Ar-Ra'd: 3)

~Ya Allah, terangilah mata hati ini supaya dapat melihat segala hikmah kehidupan yang Kau berikan kepada hamba-Mu~

 

Ringkasan Tetamu

Hatiku Milik-Mu Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino